Pertambangan adalah industri yang sangat tergantung pada kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang ekstrem seperti hujan lebat, badai, angin kencang, atau suhu yang sangat rendah atau tinggi dapat berdampak pada keamanan dan produktivitas kerja di pertambangan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana kondisi cuaca dapat mempengaruhi operasi pertambangan.
Hujan Lebat
Hujan lebat adalah salah satu kondisi cuaca yang paling sering ditemui di berbagai lokasi pertambangan. Hujan lebat dapat menyebabkan aliran air yang sangat deras, sehingga dapat membanjiri jalan dan area tambang. Hal ini dapat membahayakan keselamatan pekerja dan mengganggu operasi pertambangan. Hujan lebat juga dapat menyebabkan tanah longsor atau runtuh, yang dapat mempengaruhi struktur tanah di sekitar tambang dan membuatnya lebih berbahaya bagi pekerja.
Badai dan Angin Kencang
Badai dan angin kencang dapat mempengaruhi operasi tambang di beberapa cara. Angin kencang dapat merusak atau menjatuhkan struktur bangunan dan perlengkapan, bahkan bisa membahayakan keselamatan pekerja di lapangan. Badai bisa membuat hujan lebat lebih parah atau memicu banjir, dan juga bisa memutus pasokan listrik atau telepon, yang berarti komunikasi dan ketersediaan sumber daya bisa menjadi masalah. Selain itu, badai juga bisa menimbulkan risiko dari petir yang dapat membahayakan keselamatan pekerja yang bekerja di lapangan.
Suhu Rendah dan Tinggi
Suhu rendah dan tinggi juga bisa berdampak pada operasi pertambangan. Suhu yang sangat rendah bisa mempengaruhi mesin, kendaraan, dan perlengkapan di tambang, yang dapat memperlambat atau bahkan menghentikan produksi. Suhu rendah juga bisa membahayakan keselamatan pekerja yang bekerja di luar ruangan, karena bisa memicu hipotermia, kerusakan kulit dan jaringan tubuh yang tidak diinginkan, atau kondisi medis lainnya.
Sementara itu, suhu yang sangat tinggi juga dapat mempengaruhi produktivitas dan kesehatan pekerja. Suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, kelelahan, dan bahkan pingsan. Selain itu, suhu tinggi juga dapat membuat perlengkapan dan mesin menjadi lebih mudah rusak, yang berarti operasi tambang dapat terganggu.
Kesimpulannya, kondisi cuaca yang ekstrem dapat mempengaruhi operasi pertambangan dan keselamatan pekerja. Penting untuk memahami bagaimana kondisi cuaca mempengaruhi operasi tambang, dan bagaimana manajemen risiko dapat membantu mengurangi dampaknya. Dengan melakukan perencanaan yang tepat dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan, perusahaan pertambangan dapat memastikan keselamatan pekerja dan produktivitas operasi yang berlangsung untuk mitigasi pada cuaca ekstrem.
Alat Pemantauan Cuaca untuk Pertambangan
HOBO Automatic Weather Station merupakan alat perekan dan pemantau cuaca otomatis yang didesain untuk cuaca ekstrem. HOBO RX3004 ini dilengkapi dengan teknologi 4G seluler yang memungkinkan pengguna memantau data cuaca secara jarak jauh dengan basis data cloud service. Data dapat diakses melalui web HOBOlink menggunakan ponsel atau komputer di manapun dan kapanpun.
Alat ini menggunakan sensor-sensor yang kompatibel dengan AWS HOBO, hanya dengan plug and play dan tidak memerlukan pemrograman yang rumit. HOBO AWS dilengkapi dengan solar panel (5W atau 15W) sebagai supply daya weather station.
Sensor – sensor yang terseda antara lain yaitu: Sensor Temp/RH, Curah Hujan, Barometric Pressure, Wind speed & direction, Intensitas cahaya, Sensor kelembaban tanah, Sensor Ketinggian air, dan lain – lain.
PT Taharica merupakan Authorized Distributor yang terdaftar untuk brand HOBO dari Onset Computer Corp di Indonesia. Produk ini sudah tersebar di seluruh Indonesia dan merupakan produk yang direkomendasikan oleh Kementerian LHK untuk alat penelitian dan pengukuran. Kami juga menyediakan jasa instalasi dan training untuk alat HOBO Automatic Weather Station atau produk HOBO lainnya. Produk kami juga tersedia di E-Katalog LKPP.
Produk Terkait
HOBO RX3004 Weather Station
Alat pemantau cuaca jarak jauh otomatis dengan basis data cloud service HOBOlink.